Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Metode Satelit GPS

Gambar
Definisi GPS GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter. Kegunaan GPS GPS mempunyai kegunaannya yang memberikan bebrapa manfaat bagi seseorang yang menggunaakannya, beberapa kemampuan GPS antara lain: 1.Dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. 2. Sebagai satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. 3. Mempunyai ketelitian untuk mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya,

METODE TRILATERASI

Gambar
Methoda Trilaterasi adalah methoda yang biasa dilakukan untuk penentuan posisi kerangka horizontal pada daerah yang akan dipetakan, dengan persyaratan setiap titik yang akan ditentukan koordinatnya saling tampak. Prinsip dasar pada methoda trilaterasi adalah pengukuran jarak antara setiap titik yang akan ditentukan koordinatnya. Kemudian menghitung besarnya sudut pada setiap titik yang akan ditentukan koordinatnya selanjutnya dilakukan perhitungan seperti pada methoda trianngulasi. Ø   PENGUNAAN METODE PENGUKURAN Trilaterasi Trilaterasi digunakan apabila daerah yang diukur ukuran salah satunya lebih besar dari pada ukuran lainnya, maka dibuat rangkaian segitiga. Pada cara ini sudut yang diukur adalah semua sisi segitiga. Metode Trilaterasi yaitu serangkaian segitiga yang seluruh jarak – jaraknya di ukur di lapangan. Trilaterasi itu sendiri adalah proses mencari koordinat sebuah titik berdasarkan jarak titik tersebut ke minimal 3 buah koordinat yang sudah diketahui

Metode Triangulasi

Gambar
Triangulasi adalah proses penentuan lokasi titik dengan mengukur sudut untuk itu dari titik yang diketahui di kedua ujung dasar tetap, daripada mengukur jarak ke titik langsung (trilateration). Ukur jarak basis AB yang relatif pendek dengan pengukuran jarak langsung (bila kondisi di lapangan datar) atau dengan alat ukur EDM/ETS. Ø   PROSEDUR PENGUKURAN • Dirikan alat ukur theodolit dengan ketelitian 1” pada titik A. Arahkan teropong pada titik B sebagai acuan, baca dan catat pada lingkaran skala horizontal sebagai bacaan awal (BB). • Arahkan teropong pada titik C, baca dan catat sebagai bacaan horizontal di titik C (C¬¬B). • Hitung besar sudut di titik A = BB – CB¬   • Pindahkan dan dirikan alat pada titik B, ulangi prosedur 2-4 untuk mendapatkan besar sudut B. • Hitung besar sudut pada titik C dengan persamaan: sudut C = 180 – (sudut A + sudut B) • Hitung sisi AC dan BC dengan persamaan: a/sinaA = b/sinaB = c/sinaC   • Hitung koordinat titik C dengan XC = XA

POLIGON TERTUTUP

Gambar
Titik awal dan titik akhir merupakan titik yang sama. Untuk pengukuran sudut yang dilaksanakan sudut luar, A dan B : Titik ikat yang diketahui koordinatnya βA, β1, β2…...dst : sudut dalam Syarat   sudut : ∑β = ( n – 2 ) * 1800 , apabila yang diukur adalah sudut dalam ∑β = ( n + 2 ) * 1800 , apabila yang diukur adalah sudut luar Syarat : •       Harus memilih sebuah titik tetap (becnh mark) sebagai salah satu titik polygon yang sudah ada koordinatnya, dengan tujuan memudahkan perhitungan titik berikutnya •         Sebelum memulai pengukuran hendaknya theodolite diarahkan dahulu ke titik tetap lainnya agar dapat dihitung sudut jurusannya dari 2 buah titik yang berkoordinat. O      1. Pengukuran sudut datar posisi biasa ( posisi I ). O      2. Pengukuran sudut datar posisi luar biasa ( posisi II ) semakin banyak bacaan sudut yang diambil A lat yang digunakan adalah rol meter, optis (substensbar), EDM (Electrinic Distance Meter). Ø   Tahapan perhitungan 1.

Polygon Terbuka

Poligon terbuka merupakan poligon yang dibedakan berdasarkan bentuknya. Terdiri atas serangkaian garis yang berhubunga tetapi tidak kembali ke titik awal atau tidak terikat pada sebuah titik dengan ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya. Dilapangan, poligonini biasanya dipakai untuk pengukuran jalan dengan cara pintas, atau panjang jalan dalam radius pendek. Biasanya hasil yang didapat, terdapat banyak kekeliruan. Untuk itulah metode yang diambil guna menghindari kesalahan yang kemudian akan muncul adalah pengukuran dilakukan berulang kali (lebih dari 3 kali tiap titik), guna meminimalisir besarnya kesalahan yang terjadi.  Sedangkan  berdasarkan  Poligon Menurut Titik Ikatnya : ·          Poligon terbuka terikat sempurna :Poligon terbuka yang masing-masing ujungnya terikat azimuth dan koordinat. ·          Poligon terbuka tidak terikat sempurna :Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth saja, sedangkan ujung yang lain tidak terikat sama sekali. Poligon

Metode Perpotongan ke Belakang

Gambar
Pengikatan ke belakang adalah suatu metode untuk penentuan posisi sebuah titik terhadap 2 titik atau lebih, biasanya sudah diketahui 3 tiitk koordinar yaitu A, B dan C. Bila akan melakukan pengukuran metode ini dapat dilihat melalui sudut  α  dan  β Titik A telah diketahui koordinatnya yaitu ( Xa,Ya ). Selanjutnya akan dicari koordinat titik H dan jarak kedua titik adalah dah Rumus untuk mencari koordinat H : Selanjutnya akan dicari koordinat titik H. Apabila jarak kedua koordinat tersebut adalah dah, dan sudut jurusan yang dibentuk oleh kedua titik tersebut adalah  á¾€  ah. Maka koordinat titik H tersebut adalah Xh = Xa + dah sin  á¾€  ah Yh = Ya + dah cos  á¾€  ah á¾€ ah dapat dicari dengan rumus : á¾€ ah = á¾€ ab + β Sedangkan sudut jurusan á¾€ ab sendiri dicari dengan rumus : Setelah koordinat titik penolong Collins H diketahui, selanjutnya menentukan koordinat titik P. Bila dicari dari titik A, maka rumusnya adalah : XP = XA + dap sin ap YP = YA + da

Metode Mengikat Kemuka

Gambar
Perpotongan kemuka merupakan suatu metode dalam pemetaan dan pengukuran tanah dengan cara perhitungan dari penentuan dua titik koordinat, metode perpotongan kemuka juga merupakan metode pengukuran  horizontal. Contoh soal : Alat ditempatkan di kedua titik yang sudah diketahui Pertama hitung menggunakan rumus g =180o –a – b Kemudian hitung apq dan dpq  menggunakan rumus Dengan menggunakan Rumus Sinus dalam segitiga PQR Hitung Panjang Sisi dpr dan sisi dqr Hitung apr dan a qr apr = a pq - a a qr = a qp + b – 360 karena aqp = a pq + 180 maka aqr = a pq + b -180 Terakhir hitung Koordinat Titik R XR1 = Xp + dpr Sinapr YR1 = Yp + dpr Cosapr dan XR2 = Xq + dqr Sinaqr YR2 = Yq + dqr Cosaqr Sehingga diperoleh XR rata-rata dan YR rata-rata

GEOSPASIAL DALAM BIDANG PERTANIAN

   Pemetaan merupakan sebuah tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan peta. Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan data, dilanjutkan   dengan pengolahan data, dan penyajian dalam bentuk peta. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pemetaan dalam pertanian diperlukan untuk mengetahui karakteristik suatu lahan sehingga dapat diketahui jenis olahan lahan seperti apa dan jenis tanaman apa yang cocok di tanam pada daerah tertentu, MACAM-MACAM PETA YANG DIGUNAKAN     Dalam bidang pertanian perlu memperhatikan berbagai macam aspek kondisi lingkungan tanah dan sekitarnya baik ksecara kimiawi maupun fisiknya. Oleh karena itu sering dilakukannya overlay atau penggabungan beberapa peta. Peta yang digunakan dalam Pertanian untuk mengetahui karakteristik sehingga dapat menentukan jenis tanaman apa yang cocok untuk ditanam di

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Gambar
    Sistem informasi geografis atau disingkat dengan SIG merupakan suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menggabungkan, mengatur, mentranformasi, memanipulasi dan menganalisis data – data geografis. SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan sistem infomasi berbasis komputer yang menggabungkan antara unsur peta (geografis) dan yang dirancang untuk mendapatkan, mengolah, memanipulasi, informasinya tentang peta tersebut (data atribut) analisa, memperagakan dan menampilkan data spatial untuk menyelesaikan perencanaan,mengolah dan meneliti permasalahan.    SIG telah dimanfaatkan oleh berbagai instansi pemerintah maupun swasta untuk keperluan perencanaan, pemantauan, hingga evaluasi hasil-hasil pembangunan.    Untuk mewujudkan kinerja sesuai dengan kajian penelitian, maka diperlukan suatu rencana strategis melalui perencanaan strategis inilah secara sistematis dapat mengembangkan suatu sistem manajerial yang efektif dan efisien, yaitu deng

BATIMETRI

BATIMETRI Batimetri didefinisikan sebagai pengukuran dan pemetaan dari topografi dasar laut.  Batimetri dilakukan pula untuk mengetahui kondisi di bawah air dan kaitannya dengan fenomena-fenomena hidrografi lainnya seperti arus, endapan, lumpur ataupun perencanaan  serta fenomena laut yang aspek kajiannya sedikit berbeda dengan oseanografi. Atas dasar itu, pengukuran batimetri penting dilakukan. ALAT - ALAT PENGUKURAN BARIMETRI A. ALAT PENGUKURAN PASUT  1. Rambu Ukur 2. Senter 3. Theodolite B. ALAT SURVEY BATIMETRI 1. Ecosounder 2. Bench Mark 3. Perahu 4. Kompas 5. Kabel Download 6. Tongkat Transducer 7. Barcheck 8. Pelampung PERANGKAT KERAS DAN LUNAK PENGOLAHAN DATA HASIL PENGUKURAN BARIMETRI Data hasil pengukuran barimetri dapat diolah melalui program atau software microsoft office diantaranya word, axcel, dan powerpoint, selain itu untuk mendisain terdapat AutoCad, dan surfer.

GEOSPASIAL DALAM KAWASAN PERHUTANAN

Gambar
GEOSPASIAL DALAM KAWASAN PERHUTANAN Hutan secara konseptual yuridis dirumuskan didalam pasal 1 ayat 1 undang-undang no.5 Tahun 1967 tentang kehutanan pengertian hutan adalah lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya dan ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan. Dalam pasal 1 ayat 2 undang-undang no 41 tahun 1999 tentang kehutanan ( Sekjen DEPHUTBUN 1994 : 4) yang dimaksud Hutan adalah kesatuan ekosisitem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didomonasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dijelaskan bahwa hutan mempunyai tiga fungsi, yaitu: a. fungsi konservasi b. fungsi lindung c. fungsi produksi. Sumberdaya hutan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mencapai manfaat sosial, budaya, ekonomi, dan ling